Rabu, 11 Oktober 2017

Pensil dan Kertas

Entah sejak kapan mereka saling membutuhkan, selalu tak kan lengkap yang satu tanpa yang lainnya. Tidak ada yang tahu seberapa besar pensil membutuhkan keberadaan kertas disisinya hanya saja tanpa kertas pensil merasa bukan apa apa. Karena itulah, kemanapun kertas ingin pergi, pensil senantiasa menemaninya. melihat kegigihan pensil dalam menjaganya , kertas yakin bahwa pensil tak ingin berbagi kertas pada siapapun.

Begitu pula dengan kertas, dirinya yang kosong sudah terbiasa terisi dengan coretan coretan pensil, ia akan merasa sangat hampa apabila pensil enggan memberi coretan. Entah itu sebuah titik, garis, angka, huruf, atau bahkan kalimat panjang yang menyakitkan. Setiap hari kertas selalu memberikan ruang kosong baru untuk sang pensil isi . Perasaan saling memahami dan memiliki inilah yang membuat pensil dan kertas tidak terpisahkan.

Sampai suatu hari ..
Kertas menyadari bahwa pensil menderita kelapukan. Ia harus berkali kali patah dan diraut, tidak ada yang salah dengan itu.. Hanya saja setiap kali pensil patah ia akan selalu menyalahkan kertas.

"Kau bukan kertas yg bagus ! Kau dapat membuat kayu dan arangku cepat habis !" tulis pensil pada sisi kanan kertas

Kertas hanya diam, ia mencoba selalu kuat ketika pensil menyalahkannya, kertas tidak ingin membuat pensil semakin lapuk tergerogoti oleh emosinya sendiri. Padahal bukan tidak menyakitkan menerima ujung pensil yang runcing mengoreti tubuhnya, berkali kali sebanyak pensil mengalami kepatahan.

Namun hari itu kertas melakukan tindakan yang salah,semula ia hanya ingin menunjukkan pada pensil betapa selama ini ia tersakiti oleh ketajaman.dan kemarahan pensil padanya. Ketika pensil membutuhkannya, kertas dengan sengaja tak meninggalkan secuil ruang kosongpun untuk pensil isi. Pensil begitu marah, ia dengan kasar menusuk kertas dengan bagian tajam dari dirinya hingga tersobeklah kertas.

Dihadapan pensil, kertas menangisi bagian dirinya yang tersobek, namun pensil justru tidak perduli, ia menyalahkan kertas, menurutnya sikap kertaslah yang membuat itu terjadi.

sebagian lembar dari kertas sudah hilang, sementara sebagian lain yang tak tersobek tampak kusam dan kotor. Namun kertas masih saja setia menemani pensil , ia menyadari bahwa hari harinya hanya akan terasa berarti jika ia bersama pensil. kertas tidak ingin diisi oleh hal lain, bahkan kertaspun tak ingin membersihkan dirinya yg tampak kotor dengan coretan. baginya seluruh coretan yg ia miliki adalah kenangan yang diciptakan pensil. Kadang, saat pensil dan kertas tak sempat bertemu, kertas selalu mengandalkan coretan coretan yang pernah di tinggalkan oleh pensil sebagai pengobat rindunya.

Namun semakin hari sikap pensil semakin berubah, entah karena kertas yang terlalu terus terang menunjukkan rasa takut kehilangan pada pensil atau memang dikarenakan kebosanan pensil terhadap kertas, kini pensil

 tidak takut takut untuk melukai kertas, ia dengan sengaja meraut ujung dirinya dengan runcing lalu menulis kata kata kasar diatas kertas sampai pensil kembali patah.
"Lagi lagi kau membuat aku patah !" Tulis pensil " aku tidak ingin bersamamu lagi, dasar kertas murahan " pensil meninggalkan kertas sendirian.

Kertas menangis,air mata yang begitu deras membuat seluruh bagian tubuhnya meleleh, bersama pensil selama ini membuat kertas melupakan jati dirinya, ia hanyalah selembar kertas tipis dan air dapat membuatnya hancur. Demi menjaga kebersamaan bersama pensil , kertas selalu berpura pura kuat. Dan ketika kertas mulai pasrah pada kehancurannya , penghapus muncul. Sosok yang selama ini tidak dibutuhkan kertas.

penghapus yang merasa simpati pada kertas membawa kertas menghadap matahari, ia membiarkan kertas terpanggang pada teriknya matahari namun tak sedikitpun penghapus meninggalkan kertas sendirian, ia tak beranjak pergi mencari tempat berteduh bahkan ketika panas matahari semakin menjilati. Perlahan lahan tubuh kertas yang lusuh dan tampak rapuh mulai mengering dan kembali utuh.

Selang beberapa waktu , akhirnya kertas mendapati dirinya kembali. Tapi kini kertas telah berbeda , meskipun sudah mengering ia tidak lagi seindah sebelumnya, bagian tubuhnya yang semula tampak rapi kini terlihat begitu kusut, coretan coretan pensil kini tak lagi terlihat menyimpan kenangan , coretan itu justru meleleh bersama air mata dan menjadi noda yang menambah kekusaman pada diri kertas.

Ketika kertas kembali ingin menangis melihat keadaanya, penghapus mendekatinya.
Dengan lembut penghapus mengusap noda yang ada pada kertas, membuat kertas yg kusam dan kotor tampak sedikit lebih baik .

Kertas menyadari bahwa tidak selamanya bertahan pada sesuatu yg ia butuhkan adalah yang terbaik, Mungkin ada takdir lain yang di ukir tuhan untuknya, Akhirnya di Ujung penyesalan kertas menyadari bahwa terkadang ia harus tersakiti lebih dulu sebelum akhirnya menyadari bahwa menjalani ikatan hubungan tak selalu semudah mengucap kata.

Rabu, 07 Juni 2017

Apa Kabar Bumi Hari ini ?


"Apa kabar bumi hari ini ? " Gumamku sambil tetap fokus pada keadaan diluar kaca Pesawat luar angkasa yang kukendarai, sesekali aku sempatkan jemariku yang sudah mulai kram memegang tuas kendali pesawat untuk beralih mengelus elus kepala Doggopo , Anjing peliharaanku yang tak pernah mau ketinggalan untuk berjalan jalan , Apalagi jika tujuan perjalananku adalah BUMI .

Pagi pagi sekali aku telah menyiapkan segala perbekalan yang penting untuk kubawa dalam perjalanku hari ini , terkhusus cemilan ringan untuk Anjingku yang rewel " Doggopo " ia akan dengan tega menggaruk garuk kursi kemudi jika ia lapar , sungguh aku tak akan nembiarkan Doggopo melakukan itu pada pesawat luar angkasa baru ku ini , ayah sudah susah payah menciptakannya untukku , ditambah lagi pesawat luar angkasa ini di berinama yang sama dengan namaku " Cerzius " . Ini adalah perjalanan tunggal pertamaku meninggalkan Planet Kepler-186F menuju Bumi , oh .. Aku rindu sekali pada Bumi, entah sudah setua apa dirinya sekarang
Aku menarik Tuas dengan kencang, tanpa terasa pesawat luar angkasa yang ku kendarai telah memasuki atmosfer Bumi. Membus jarak 500 tahun Cahaya kini Aku telah begitu jauh meninggalkan planet Kepler-186F dan tiba di Bumi. Doggopo tampak takut, ia terus menerus menggonggong melihat pinjaran api yang berkobar kobar mengelilingi pesawat luar angkasa yang mulai bergetar dengan hebat ,gesekan badan pesawat dengan tujuh lapisan atmosfer Bumi menciptakan panas yang membakar , Biasanya meteor yang bertabrakan diluar angkasa dan terpental kebumi akan langsung terbakar habis saat mencapai Bumi. Tapi sepertinya kali ini berbeda , Lapisan atmosfer bumi tampaknya sudah semakin menipis, mungkin beberapa puluh tahun nanti Bumi akan meleleh karena terbakar oleh sinar matahari.. Bahkan Dari dalam pesawat luar angkasa saja aku bisa merasakan hawa bumi yang begitu panas dan semakin panas. 

"GUK GUK GUK" Doggopo menggongong, tampaknya ia telah melihat sesuatu di Bumi yang membuatnya tertarik, 

"Apa yang kau lihat Doggopo ? " tanyaku , Doggopo kembali menjawab dengan gonggongan kecil . Aku menurunkan sedikit peawat luar angkasaku . Aku yakin manusia Bumi selalu punya kebiasaan Menarik untuk dijadikan tontonan gratis bagi pengunjung seperti kami. 

"Hmm.." Aku bergumam, mataku menangkap keadaan di daratan bumi, ada begitu banyak manusia Bumi yang berkumpul di sepanjang jalan dan meneriaki kata kata kasar yang anarkis, sebagian diantara mereka tampak asik merusak berbagai macam benda di atas Bumi , " Dasar manusia bumi ! " cetusku. " untuk apa mereka membangun , jika nantinya dirusak kembali ". Gumamku prihatin .

Kembali tanganku menaikkan tuas kendali, pesawat kami tidak boleh berada terlalu dekat dengan daratan bumi . Aku tidak ingin melihat tingkah aneh manusia bumi saat melihat pesawat luar angkasaku ini mengudara di atas kepala Mereka, hal buruk akan terjadi, aku masih ingat ketika pertama kali ayah mengajakku ke BUMI , waktu itu ayah ingin menunjukkan padaku sebuah planet dimana para leluhur kami pernah tinggal sekitar ribuan atau jutaan abad yang lalu . Ya, tempat itu bernama Bumi , para leluhur menamai tanah mereka sebagai Atlantis. Sampai sekarang Manusia Bumi percaya bahwa Benua Atlantis dengan peradaban modern itu telah tenggelam di dasar laut dalam waktu satu hari satu malam, nanum kenyataannya ketika Manusia manusia bumi sibuk mencari opini tentang menghilangnya atlantis, para leluhur kami sudah mendirikan kehidupan di Planet baru yang mereka temukan. Ayah mengatakan bahwa Terjadi bencana besar kala itu, sebagian besar daratan di Bumi tenggelam oleh stunami yang muncul akibat gempa yang dasyat , para ilmuah atlantis telah memprediksikan Bencana tersebut , karena itu berpuluh puluh tahun sebelum bencana dasyat itu terjadi para peneliti dari atlantis telah mempersiapkan sebuah rancangan pesawat luar angkasa dan mencari Planet lain untuk mereka tempati , dan beberapa bulan sebelum bencana itu tiba para peneliti berhasil menemukan sebuah planet yang percis seperti Bumi dan mereka menamainya kepler-186F. Satu hari sebelum bencana itu terjadi para leluhur telah meninggalkan atlantis beserta Bumi untuk selamanya.

Kini kami sebagai anak Cucu dari Para leluhur dari Atlantis tinggal dengan damai di Planet kepler-186F., sesekali manusia dari Planet kepler selalu berkunjung ke Bumi, sebagian dari kami ada yang datang untuk mempelajari sejarah, sekedar untuk berjalan jalan pada jam-jam libur  , atau bahkan hanya untuk melepas rindu seperti ku. Jika bicara usia, manusia dari Planet Kepler terpaut lebih tua dari pada manusia bumi , semua itu karena Planet Kepler memiliki jarak yang dekat dengan Matahari , dengan galaksi yang berbeda Palnet Kepler-186F mengorbit Matahari dalam jangka waktu yang lebih singkat yaitu 130 Hari .  Saat ini aku telah memasuki usia 22 tahun , Itu artinya jika aku tinggal dibumi maka usiaku adalah 10 Tahun,  mungkin karena masa orbit planet kepler yang lebih cepat dari Bumi , manusia di planet Kepler juga berpikir lebih cepat dari manusia bumi. Seperti yang aku lihat saat ini , Bumi tak pernah mengalami kemajuan yang baik , melainkan perubahan kearah yang lebih buruk, Namun entah mengapa setiap kali manusia dari planet Kepler-186F berkunjung ke Bumi, manusia bumi yg melihat atau menyadari kedatangan kami selalu menyambut dengan ketidak senangan , seakan akan Bumi hanyalah milik mereka sementara kami hanyalah makluk asing yang datang untuk memberikan kabar buruk.  

“ Manusia Bumi ini lucu “  Ucap Ayah Padaku kala itu . Aku dan doggopo menatap pada ayah dengan tanda Tanya besar .

“ Sejauh ini tidak ada satu dari kita yang memiliki hubungan dekat dengan Manusia bumi , tapi manusia bumi dapat dengan mudah memberi nama dan Julukan terhadap orang orang dari Planet Kepler dengan sebutan yang aneh, ALIEN “ Jelas Ayah .

“ Alien “ Gumamku , “ Ugh .. Aku tidak suka !” Cetusku kesal , bukan hanya aku , orang orang dari planet kepler yang pernah berkunjung ke bumi juga merasakan kekesalan yang sama . Manusia Bumi terlalu bersifat sok Pintar , Mereka terlalu mudah memberikan persepsi dan pemikiran pemikiran kosong tanpa menguak lebih dalam tentang bukti dan kejelasan keberadaan kami. 

" Guk Guk Guk " Doggopo Kembali menyalak dengan keras memudarkan kenanganku tentang ucapan ayah belasan tahun yang lalu , Ah, kali ini entah apa yang menarik perhatiannya..

"Wah , sebuah Pelangi ! " gumamku, tampaknya di sebagian wilayah di Bumi baru saja terjadi hujan,  Tidak heran kenapa Doggopo menggonggong begitu keras , ia begitu suka hujan .sepertinya Ia menginginkanku untuk mendaratkan pesawat luar angkasaku agar ia bisa mencicipi daratan bumi yang basah. Dogoppo suka sekali bermain air. 

"Sebentar doggopo, kita harus mencari kawasan yang aman untuk mendaratkan pesawat kita ! “ Ucapku, Doggopo memelankan gonggongannya . 

Aku mulai melacak lokasi teraman bagi pesawat luar angkasa untuk dapat mendarat, Sebenarnya Ayah melarangku untuk mendaratkan Pesawat , Ia tidak ingin kunjunganku ke Bumi kali ini di ketahui oleh manusia manusia dibumi , Tapi aku yakin Doggopo adalah penjaga rahasia yang baik.

“ Bukankah Begitu Doggopo ? “ Aku memainkan mataku pada Doggopo , ia menggeliat manja di kakiku. 

Ada sebuah halaman terbuka di antara pepohonan pinus yang berjajar rimbun sedikit jauh dari daerah kawasan yang terkena hujan, sekarang susah sekali mencari hutan dibumi. Hanya di hutan kami dapat mendaratkan pesawat tanpa perlu menarik perhatian manusia , Namun deretan pepohonan pinus yang cukup rimbun itu setidaknya cukup untuk menyembunyikan pesawat luar angkasaku disana, walaupun tidak di tanah basah, setidaknya aku juga ingin merasakan hangatnya rerumputan dibumi.  Aku menarik tuas untuk turun.  

“ Guk Guk Guk , Guk Guk Guk !”  Kali ini Doggopo mengonggong untuk mengingatkanku agar tidak lupa memakai baju Pelindung , sebuah baju yang dibuat khusus bagi para Manusia di Planet Kepler untuk di pakai ketika berkunjung ke Bumi . 

“ Bumi Itu Panas “ Ayah mengingatkanku kala itu , “ Udara disana begitu kotor, Baju ini akan melindungimu dari panas matahari dan udara yang kotor, Ayah tidak ingin kinerja otakmu menurun karena teinfeksi oleh virus yang ada di bumi “   

“ Huh ,, “ Aku menghela nafas, Baju khusus itu begitu ketat dengan sebuah helm besar di kepala ,  sebuah helm yang berfungsi untuk menyaring udara bumi yang terhirup . Sejujurnya , Aku tidak suka memakainya , hal itu membuat bentuk tubuh kami terlihat aneh , dan mungkin hal itu jugalah yang membuat manusia bumi menganggap kami berbeda . Padahal yang mereka lihat adalah kami dalam balutan baju pelindung. 

“ Oh , tidak ! “ Teriakku , tanpa kusadari ada sepasang manusia bumi diantara pohon pohon pinus, Tampaknya kehadiran pesawat luar angkasaku membuat mereka terkejut. Namun aku beruntung karena mereka tidak mendokumentasikan kehadiran kami , Mungkin karena sepasang manusia itu tengah sibuk mengenakan pakaian mereka. Heran, di udara bumi yang sedemikian panas bagaimana bisa mereka berbaring di rerumputan tanpa mengenakan sehelai kainpun . 

Aku menaikkan tuas kendali , membawa pesawat luar angkasa melesat diudara.
“ Maaf Doggopo Sepertinya kita harus menyudahi kunjungan kita kali ini “ Aku mengelus kepala Doggopo. “ Lain kali kita akan mengajak teman temanku yang lainnya untuk berkunjung , Ya … Semoga manusia bumi dapat menjaga planet tempat tinggal mereka ini dengan baik, Walau entah akan seperti apa kabarnya nanti “



Kamis, 22 Oktober 2015

Siapamu Aku ? Teman ?

Haha , aku ingin tertawa mendengar ucapanmu, lucu rasanya mendengar percakapanmu di telpon sore kemarin dengan dia , wanita yang pernah mengungkapkan perasaannya padamu beberapa waktu yang lalu, Wanita yang jelas menjadi alasan setiap kecemburuanku terhadapmu. 

Hebat kamu ! bahkan saat aku ada disampingmu kamu dapat mengakui Aku sebagai teman . waw lucu sekali . Tawa ku hampir membuncah karena mu , rajin rajinlah mengatakan hal itu karena Jika aku berbaik hati maka suatu saat akan aku kabulkan ucapanmu itu menjadi kenyataan.

Sangat Tak ku pungkiri, aku memang menjadi wanita yang terlalu sensitif untuk pria yang sama sekali tak peka sepertimu. Aku terlalu berlebihan dalam menaruh curiga, mudah cemburu, Egois, dan bla bla bla. Namun, aneh rasanya jika sudah sejauh ini kau tak paham akan itu . Bukankah kau bilang kau selalu mengerti arti di balik kiasan mataku ? Lalu Kemana perginya semua pemahamanmu terhadap pribadi konyol ku itu ? Menghilang ? Terbang ? Atau Whuzz... lenyap begitu saja ? 

Kheeh, lagi lagi kau membuat aku tertawa. Ya hanya tertawa, apalagi yang bisa aku lakukan ? Aku lelah menunjukkan sikap keperempuananku di dihadapanmu. Sia - Sia. Lagi pula , aku tak sampai hati membuat kau perduli pada hal yang menurutmu sepele, tidak penting , atau apalah bagimu. Sebab Sejauh ini kau sudah terlalu sempurna untukku. Penuh perhatian dan begitu sabar menghadapi aku yang memuakkan ini .
Bukankah begitu ? 

Jadi sekarang,  bolehkah aku mengganggap bahwa semua ucapanmu kala itu omong kosong ? 

Tidak ?
Kamu Yakin ?
Lagi lagi Aku perlu bukti ?
Baiklah !

Semoga kamu tidak lupa bahwa Setiap kali ketika aku cemburu , aku curiga , aku berprasangka yang tidak tidak padamu , kau selalu meyakin kan aku dengan ancang- ancang akan memperkenalkan ku pada dia " siwanita yang membuat aku cemburu itu" . Jika aku tidak salah kau akan memperkenalkan ku sebagai apa ? Calon Istrimu ? Haha ! Terima kasih sayang , Kamu berbohong. 

Ini aku ! Disampingmu sore itu ! Berpura pura tenang saat panggilan masuk dari wanita itu berdering dihandphone genggam milikmu.
Aku cemburu ? Oh , tentu . Tapi aku percaya padamu: ku biarkan kau mengangkat panggilan tersebut.
Tapi , kau bilang sedang apa saat itu ? Menjemput seorang Siapa ? Teman ? Wah ... mengagumkan sekali. Didepanku saja kau sanggup menutup nutupi keberadaanku dengannya . Kenapa ? Aku berlebihan ? Menurutmu Percakapan yang kalian bahas terlampau tidak penting hanya untuk mengatakan kalau yang Kau jemput itu aku ? Pacarmu ? Kekasihmu ? Atau .. Calon istrimu seperti yang selalu kau katakan ?  Haha.. kenapa sayang ? Kau malu ? Atau takut membuatnya merasa tak enak hati karena membahas aku ? Ataukah Perasaanku tidak begitu penting untuk menjadi bahan pertimbangan jika yang berbicara denganmu adalah dia. Baiklah aku sudah tau itu. Aku hanya harus berusaha masa bodoh akan itu.

Dan Iya , aku berlebihan. Iya, Aku kekanak kanakan. karena itu Sudahlah.. jangan ambil pusing kalau setelah hari itu aku memilih diam, Teman yang baik sepertiku tidak akan merepotkanmu dengan membuat kau menyadari akan kesalahanmu ini. jaga saja dirimu baik baik, Buat dirimu sebahagia Mungkin. Tak penting SIAPA AKU BAGIMU , Cukup dengan KAU YANG TERPENTING BAGIKU . 

kamu salah ?
Oh , tentu saja tidak . Kau berhak mengatakan apa saja , sesukamu. bukankah sudah ku katakan bahwa hari hari yang akan kamu hadapi akan menjadi hari terbaik milik kamu, aku ingat janjiku ! Lakukan saja segala hal yang kau sukai. Persetan dengan perasaan ku, tidak penting . Jika menurutmu tidak ada salahnya, maka lanjutkan !

Namun, aku rasa tidak ada salahnya jika rasa kecewa itu hinggap tepat diatas meja bundar didalam ruang hatiku. Sesekali Cobalah untuk Jangan menyalahkan aku yang terlalu berlebihan menanggapi segala hal, atau mencoba mencari cari masalah di tengah masalah yang ada. Sadarlah Tuan ! Kali ini Kau sendiri yang telah menghadiahkan itu sebagai jamuan di pertemuan singkat kita, yang kulakukan hanya menyantapnya dengan sepenuh hati. Ya meskipun susah untuk aku telan, aku anggap itu sebagai hukuman karena sering membuat kamu kecewa karena sikapku.

Jadi mari kita perjelas kembali penuturanmu padanya sore itu .
Siapa yang kau jemput waktu itu?
Aku kan ? Lantas,
Siapa Mu kah Aku ?